Oleh : Camella Resya
Tolooooooong…. Tolooooooong….
Teriak orang orang disekitar perkampungan itu,Terdengar suara tangisan,rintihan,dan jerit kesakitan ketika kobaran api melahap habis rumah-rumah di kampong itu.Aku tak kuasa melihatnya,Dan aku pun merasakan sakitnya terkena reruntuhan-reruntuhan bangunan langit yang tadinya dipenuhi bintang-bintang,berubah menjadi hitam pekat oleh asap-asap yang membumbung tinggi.Malam yang seharusnya sunyi,tenang,menjadi gaduh,mencekam oleh teriakan dan rintihan.seakan akan bulanpun enggan menampakkan sinarnya.
Ketika matahari sudah mulai tersenyum,menghangatkan dunia,fajarpun sudah mulai menyingsing,Mulailah terlihat sisa-sisa kayu yang terbakar dari rumah-rumah yang dahulu berdiri kokoh,puing-puing reruntuhan bangunan telah berserakan memenuhi kawasan itu,Terlihat juga beberapa tugas pemadam kebakaran telah mencari korban-korban yang belum terevakuasi.Jasad-jasad korbanpun bergelimpangan kaku bergelimpangan kaku bersimbah darah,Seakan-akan memberitahukan betapa dahsyatnya kobaran api di malam tadi.Terlihat pula korban-korban selamat yang tengah mengumpulkan sisa-sisa dari puing-puing rumah mereka dihiasi tangisan tak teriring.
Mataku terpusat kearah sebuah pohon rindang yang berdiri tegak diantara reruntuhan bangunan-bangunan itu,kusandarkan tubuhku diantara pohon itu,lututku lemas masih terasa pedih disekujur tubuhku akibat tergores puing-puing bangunan itu,kupejamkan mata ini dan melepas lelah.
Tiba tiba “Sheila…! Sheila….! Anakku dimana kamu?”Teriak seorang wanita memanggil namaku.Aku tersentak kaget “Ibu…?...Apakah itu ibu???”Ujarku heran “Sheila..! ini ibu nak Apakah kondisimu baik baik saja ?”Tanya ibu memelukku.”Alhamdulillah ibu Aku tidak apa-apa.Allah masih melindungiku,Bagaimana dengan rumah kita bu?Tanyaku “HmmmmmH…” Ibu menghela nafas panjang”ibu tak tau harus berbuat ap lagi,api itu telah melahap habis rumah kita. “ujarnya cemas. Air matanya terus keluar dari kedua mata yang sudah sembab itu.
Akhirnya kami memutuskan untuk mengontrak di sebuah rumah kecil dari seorang dermawan , kami diizinkan tinggal di rumah itu tanpa perlu membayar smpai aku dan ibu benar-benar mendapatkan pekerjaan. Di sore itu, kulihat ibu duduk di depan teras rumah, tatapan matanya kosong menghadap langit….
Aku menghampirinya, “ibu, apa yang sedang ibu lakukan disini?” tanyaku heran.
“oh!,tidak, ibu hanya sedang memikirkan kakakmu.
Ryan.,dimanakah dia sekarang ?, sudah lewat satu minggu, dia tidak pulang kerumah. “jawab ibu.
“sudahlah bu, inu tidak perlu memikirkan kak ryan kak tyan bukan anak ibu lagi, apakah ibu masih membpunyai rasa sabar setelah apa yang telah ia perbuat pada ibu? Tanyaku……
“Ssssst……….Sheilla kamu tidahk boleh berfikiran seperti itu, walau bagaimanapun ia tetap kakakmu. “jelas inu “iya, bu tapi itu dulu, sheilla sudah lama merasa bahwa shella sudah tidak mempunyai kakak, karena selama ini kita hanya bersusah payah berdua. Apakah ia pernah adir disaat kita sedang bersusah payah?. Dia hanya mana ia dapatkan uang itu!” jawabku dengan nada agak kesal. “sheilla, ibu mengerti apa yang sheilla rasakan, sekarang berwudhulah, dan sholatlah maka insya Allah hatimu akan lebih tentram dan damai. “ujar ibu lembut. Tak ada perasaan ragu di hati untuk segera melaksanakan perintah itu.
Ayam-ayam ramai berkokok, embun pun telah sampai ke bumi membasahi rerumputan dan perpohonan di bumi, ku buka jendela rumahku, terlihat inuku tengah memetik beberapa batang sayur-mayur untul lauk kita hari ini aku yang sayur mayor ini, bagaimana kalau hari ini aku yang memasak?” tanyaku yakin. Terlilhat segaris senyuman dibibirnya,tidak pernah aku melihat ibu tersenyum selepas itu, sementara aku memasak, ibu menunaikan sholat dhuhanya. Sesekali aku menatap kearahnya, inu tengah khusyu’ berdo’a . tiba-tiba terdengar suara hentakan pintu “dhuaaar……! Aku tersentak kaget, terlihat sesosok lelaki yang tengah mabuk tergopoh-gopoh masuk ke dalam rumah.
“ibu…ibu…, Sheilla ! “ dengan suara yang keras ia bergegas keluar. “ haaah…..kak Ryan????’
“kenapa kakak kembali ke rumah ini? Kami tidak sudi menerimamu kembali, apakah kakak tau apa saja yang telah dan musibah-musibah yang telah menimpa aku dan ibu?......” tanyaku dengan penuh emosi.
“alaaaah, sudahlah aku tidak peduli dengan apa yang terjadi di sini, sekarang aku butuh uang! Mana ibu????” Jawabnya memaksa.
Lalu ibu keluar dengan mukena putihnya. “ada apa ini?....Ryan…kamu sudah pulang nak “ sudahlah, aku tidak perlu omong kosong. Sekarang serahkan seluruh uangmu, aku butuh uang!”……
Dengan mulut yangberbayu alcohol, ia pergi ke kamar ibu dan mengambil semula perhiasan dan barang-barang berharga lainnya.’
“kak , dimana hatimu, apakah Allah telah menutup hatimu?”,,,, ucapku lirih dengan deraian air mata , hatiku kalut dengan pertengkaran saat itu.
“Ryan, jangan kau lakukan itu, itu adalah barang-barang eninggalan ayahmu, jangan kau pakai itu untuk hal-hal yang haram, Ryan ….ibu mohon Ryan….” Teriak ibu. Dengan kesal kak Ryan mendorong ibu ke dinding dan mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya .
“Dssssh,…..seketika itu juga kaka Ryan menusukkan belati tajam ke perut ibuku, darah segar tak henti-hentinya mengalir…….”
Mataku tak dapat terpejam dari kejadian itu, air mataku tak dapat berhenti mengalir,
“ibuuuu……., kak Ryan ! kau memang pembunuh, kau pembunuh ibu,……Bentakku.
Dengan wajah bingung, kak Ryan meninggalkanku dan inu “inu….ibu…bangun, mengapa ibu tinggalkan sheilla sendiri ? sheilla sudah tidak punya siapa-siapa ! ibu…bangun jawab pertanyaan sheilla…ibu…..”
Aku memangku jasad ibu yang bersibah darah itu, mukena putih bersih yang ia kenakan berubah menjadai merah,…… aku memeluk ibu seraya melantunkan dua kalimat syahadat.
Ketika itu juga polisi datang dan melihat tragedy yang sedang terjadi itu, mereka segera memborgol tanganku, karena mereka melihat akulah yang memegang belati itu, akulah pembunuh ibuku…..
“Ya….. Allah, ini semua bukan salahku, semua masyarakat di kampong itu berkumpul, menyaksikan kepergianku dengan tangan yang terborgol di iringi polisi. Aku keluar melewati ramainya masyarakat, dia antara mereka aku meliaht kak Ryan….!” Ya ….Allah kuatkanlah aku , ini bukan salahku!!!!
Aku menghela napas panjang dan segera menutup laptop ku, itu adalah sepenggal cerita dari memory masa laluku yang masih dan selalu kuabadikan…..
**************************************
Assalwa Community