Assalwa Community

Premium WordPress Themes

Search

Senin, 28 Juni 2010

Penyambutan Kontingen Gontor Putri 5

Upacara pelepasan Kontingen Gontor Putri 5 di Depan Gedung Al-Azhar oleh
Bapak Pengasuh Gontor Putri 5 Ust. H. Agus Mulyana, S.Ag


Bapak Pengasuh mengangkat tropi dalam penyambutan Kontingen Gontor Putri di Depan Rumah Pusaka, Kontingen Gontor Putri 5 Berhasil meraih Juara Favorit




Peserta Kontingen Gontor Putri 5 berfoto barengan dengan Bapak Pengasuh setelah kedatangan dari Putri 1 Mantingan



Peserta Kontingen Gontor Putri 5

Minggu, 27 Juni 2010

Pekemahan Kamis-Jum'at (PERKAJUM)


Suasana pemberangkatan ke Bumi Perkemahan Gontor Putri 5, di Lapangan Gontor Putri 5



Panitia gotong royong mengangkat "Kuh", habis hijan tapi tetap semangat tiada henti

Seminar "Man Jadda Wajada"


Al-Ustadz Akbar Zaenuddin, MM yang sedang memotivator peserta seminar yang berada di Aula Gontor Putri 5, dalam seminar "MAN JADDA WAJADA"


Salah satu peserta Seminar "Man Jadda Wajada" mengutarakan cita-cita dan tujuan hidupnya 10 tahun yang akan datang, sebagai mana yang diminta Tutor. Bagaimana 10 tahun yang akan datang kita lihat bersama!!!!

Sabtu, 26 Juni 2010

Santri Indigo 24 Gontor


Dari kiri (Ust. Zaenal Muhtadin_Majalengka, Ust. Wahyudin_Bogor) Peserta Santri Indigo Gontor 24, utusan Gontor Putri 5, beberapa saat setelah penutupan.



Suasan istirahat disela-sela pelatihan Santri Indigo, sebanyak 100 pondok pesantren yang berada di Ponorogo dan sekitarnya mengirimkan utusannya.



"Wah sudah sepi! cepetan photonya tar gantian sama yang lain"
Naam ! Tabdilan ya!?


Photo bareng bersama tutor, Santri Indigo Gontor 24 di Pondok Modern Darussalam Gontor 2 Madusari Ponorogo

Gedung Santiniketan


GEDUNG SANTINIKETAN dilihat dari depan dengan taman di depan



GEDUNG SANTINIKETAN di lihat dari samping kiri

Taman di Samping Guest House


Taman yang berada di samping Guest House Pondok M0dern Darussalam Gontor Putri 5



Letaknya di sebelah timur Pengasuhan Santriwati



Taman depan Gedung Santiniketan di Shoot dari samping kiri



Pohon Pisang-pisangn, rimbun, indah menyejukan pandangan. bagi yang agak min banyak-banyaklah melihat dedaunan tumbuhan hijau.

Pesona Indah Dipagi Hari


Pesona Indah di Pagi hari, matahari menunjukan taringnya di upuk timur sementara para santriwati semangat belajar di kelas masing - masing.



Suasana sejuk dan rapi menjadi ciri khas Gontor Putri 5, siapapun akan senang belajar di sini, semangat terus ya belajar!



Ini bukan pohon sembarangan, ini ditanam lho! kalau dirawat rumput liar saja kelihatan indah dan nyaman kalau duduk di bawahnya.


Siapa bilang Kamera HP jelek, Ni hasilnya lumayan khan!

Indahnya Gontor Putri 5


Taman di Depan Gedung Santiniketan, tempat Santriwati belajar, duduk sambil baca Mahfudzot.

Diskusi Mingguan


Anggota Bintu Nahl dan FP2WS sedang mengadakan Diskusi Mingguan


Peminat Diskusi semakin hari semakin bertambah, siapa lagi yang mau gabung datang langsung ke forum diskusi FP2WS!

Rabu, 23 Juni 2010

The Dark Time

Oleh : Amany Hamidah


Namaku Anora Mirah, aku hidup dilingkungan yang aman damai dan tentram, Palestina. Disini aku dan keluargaku saling tolong-menolong dengan tetangga yang lain. Tetanggaku bukan hanya beragama Islam tetapi ada juga yang beragama Kristen dan bahkan Yahudi. Tapi keadaan mulai berubah saat ada berita tentang penyerangan yang dilakukan kaum yahudi terhadap beberapa negara Timur Tengah. Mulai saat itu kami tidak percaya kepada orang-orang Yahudi.

“mirah, cepat bereskan barang-barangmu !,”perintah ibuku dengan terburu-buru
“ada apa Bu ? untuk apa kita membereskan barang ? apa kita akan pindah ? kenapa ?,”tanyaku heran.

“Israel sudah menuju Palestina ! mereka juga akan menyerang kita !,”kata Ayahku panik
“mereka kan kesini ? apa tujuan mereka Bu,”tanyaku semakin penasaran
“sudah jelas mereka akan menjajah kita lalu mengusir kita !,”jawab Ibuku, beliau terlihat bingung dengan apa yang harus dia lakukan. Lalu aku membantu membereskan barang-barang. Diluar rumah aku bertanya-tanya kenapa ini harus menimpa kami ? mengapa mereka harus menyerang kami ? semua begitu membingungkan!!
“lantas, kita akan kemana Bu ? ,”tanyaku sambil menatap wajah Ibu lekat
“setidaknya kita harus mencari tempat yang lebih aman,”jawab Ibuku.
Kulihat kesedihan diwajahnya, mungkin dia bersedih karena kami bisa saja tidak akan kemabli kerumah.

Ayahku memutuskan untuk tinggal digudang yang terletak dibawah tanah.
Digudang itu , udara terasa panas pengap dan gelap. Meskipun lampu telah dinyalakan tapi suasana tetap remang-remang. Kami menyatu dengan barang-barang bekas yang berjumlah sangat banyak. Setelah resmi kami akan menetap digudang bawah tanah ini, aku membantu orang tuaku menata gudang untuk ditempati. Namun tiba-tiba paman Amir, teman Ayahku datang

“assalamualaikum..gawat..gawat Ahmad !!,”kata paman Amir tergopoh-gopoh.
“waalikumsalam..ada apa Amir ?,”tanya Ayahku
“mereka sudah sampai diperbatasan kota !,”jawab paman Amir
“apa ?!! baiklah sekarang kau cari tempat perlindungan terlebih dahulu ! apakah penduduk kota sudah aman ?,” tanya Ayahku panik.
“sebagian dari mereka ada yang tetap tinggal dirumah, enggan untuk meninggalkan kampungnya. Mereka bermaksud menghadapi Israel !,” seru paman Amir.
“masya Allah! Coba kau ajak mereka untuk berlindung, tapi jika mereka enggan..semoga Allah melindungi mereka..kembalilah ketempat yang aman!!,”perintah Ayahku. Aku tak habis pikir seperti apa kejamnya orang-orang itu sampai kami harus berbuat seperti ini, meninggalakan kampung halaman tercinta. Entahlah..

***

Duar..! Duar …!!!!! Dor..Dor..! Diatas kudengar ledakan bom besar serta beberapa bunyi pistol yang ditembakkan. Aku hanya bisa berdoa demi keselamatan saudara-saudaraku diatas sana. Ya Allah, semua terjadi begitu cepat dan tidak disangka-sangka. Apa yang mereka lakukan ? pertanyaan itu berkali-kali terlintas dibenakku.

Pagi telah tiba, tapi itu tidak membuat gudang terang karena aku yakin cahaya matahari tidak akan pernah bisa masuk. Dan kami terkurung di gudang yang pengap dan gelap ini. Dan itu membuatku berfikir bahwa aku takkan pernah bisa bebas seperti dulu lagi. Tiba-tiba Ayahku membuka pintu gudang sepertinya ia hendak untuk keluar.
“ayah..ayah mau kemana ?,”tanyaku
“ayah ingin mengunjungi keluarga paman Amir !,”jawab Ayahku dengan senyuman khasnya. Segera dia beranjak dari hadapanku.
Namun setelah dua jam kemudian, ayahku tak kunjung kembali, Ibu terlihat cemas.
“Bu, aku kan menjemput Ayah..,”kataku
“Jangan Mirah ! Diluar sangat berbahaya.. Ibu tidak ingin kamu..,”omongan Itu terputus. Tiba-tiba dari arah pintu gudang terdengar bom, Duar..!!!! seketika itu juga pintu gudang terbuka dan hancur berkeping-keping. Jantungku berdegup kencang..aku tak pernah setegang ini, apalagi saat kutahu ada beberapa orang berbaju militer pun berpakaian hitam pekat muncul dari pintu. Dalam hati kuterus memanjatkan do’a. ya Allah lindungilah aku..

###

Orang-orang itu menyeretku dan Ibuku dengan kasar. Mereka membawa kami kesebuah tempat yang lebih gelap dari gudang yang kutempati sebelumnya, sebuah tempat lembab yang dipenuhi oleh jeruji besi. Mereka membiarkan kami ketakutan dan tertekan.
Disini kumelihat orang-orang yang sedang dicambuk, dikupas kuku dan kulitnya, disetrum, bahkan ada yang dihukum mati ditempat. Aku menangis tanpa suara. Dan dipojok ruangan itu, kulihat sesosok tubuh yang sangat kukenal, penuh dengan memar cambukan, berlumuran darah..Ayahku..
“Ayah..!Ayah..! Hiks..apa yang terjadi..hu..hiks..hiks..
apa ? ,”apa yang kalian inginkan dari kami ?!..apa ? …..,”teriakku penuh emosi.
Aku tak tahan melihat Ayahku yang sudah tak bernyawa lagi, berselimut darah merah segar..beliau tak pantas mendapatkan ini ! beliau orang mulia ! karena begitu marah kucoba tuk memukul salah seorang dari penjajah itu, namun dia membalasku dengan tamparan yang membutku langsung pingsan..ya Allah tolong aku…

Aku kini takpunya siapa-siapa lagi. Ayahku terbunuh, ibuku entah dimana ? mereka membawanya pergi.. mereka memisahkannya dariku..perasaanku kini benar-benar perih..sedih, marah, kecewa, dendam bercampur menjadi satu. Dan nasibku ? entahlah..aku sudah pasrah pada Allah..semua do’a sudah kupanjatkan..dan ketika pistol itu ditodongkan kepadaku..ya Allah..ampuni dosaku….

************************************

The Golden Door

Ditulis Oleh : Nur Rochma


Help me..help me…

Suara itu membangunkanku, saat kubuka mata langit kulihat tidak seperti biasanya. Warnanya tidak lagi biru tapi hijau bercampur merah. Sejenak aku terdiam berpikir sejenak, suara sia[pa itu. Kutoleh kanan kiri namun tak ada seorang pun..

hh..hh..hh suara itu terdengar dari arah belakangku. Degup jantungku semakin kencang, kepalaku berputar ..sedikit lagi..sedikit…

aa..aa..aaaaa….

aku berteriak sekencang-kencangnya lalu aku bangkit, sekuat tenaga kuayunkan kakiku berlar kencang, menjauh..dugghh..aku terjatuh, makhluk bertelinga rusa itu telah berdiri didepanku

“now up to you, you may devoure mem..you may kill me…,”aku menangis ketakutan

namun makhluk itu malah menarik tanganku dan menggendongku, aku semakin ketakutan, tidak tahu dan bingung..sebenarnya apa yang telah terjadi ? apa yang akan dilakukan makhluk itu padaku

“went up this ladder now,” sahutnya pelan

“what is your mean ordering me to climb this smallfunny ladder,” tanyaku sambil menaptapnya ketakutan.

Dia lalu melihat kesekeliling hutan aneh itu dengan matanya yang tajam

“hold on me hardly..,”

Perintahnya sambil menarik tanganku lalu menaruhnya diatas pundaknya.

“o..o..okk,”jawabku canggung

h.hh..hh..engahan nafasnya terasa memenuhi ruangan yang berdindingkan jerami itu. Sejenak susasana hening, kukumpulkan segala keberanian tuk memulai percakapan

“who are you ?..what is your name ?..”tanyaku tersendat-sendat.

“I am carol, Iam a deer.., and you ...?,”

“my name is Necole..,”

Detik, menit uang kemudian berganti jam berlalu begitu cepat. Kami mulai untuk berbincang, mengobrolkan banyak hal. Dan akhirnya aku mengerti apa yang sedang terjadi pada teman baruku itu. Dan yang lebih penting lagi aku tahu dimana aku berada.

Dunia Barclatoria didalam sebuah pintu emas. Tapi aku masih belum percaya. Bagaimana mungkin aku bisa sampai ditempat aneh dan terpencil seperti ini.dan tiba-tiba…

“Kerren..kerren.. wake up honey..,”

Aku terbangun. Didekatku ada sesosok wanita yang sangat kukenal. Aku termenung sesaat, mama yang melihatku merasa aneh kebingungan

“what’s wrong with you ?..,”

Aku segera melompat dari ranjangku menuju jendela kamar yang tak jauh dari situ.

“Carol..???,”

“where is carol and the golden door ?..,”

Aku menatapi langit, disana ada raut wajahnya..dia menyapaku..

“necole..u’re my friend..,”

“carol..thanks, you had companied me in my sleep..Thanks..I really miss you..,”sapaku tersenyum

*****************************

Sepenggal Kisah Hati

Oleh : Camella Resya


Tolooooooong…. Tolooooooong….
Teriak orang orang disekitar perkampungan itu,Terdengar suara tangisan,rintihan,dan jerit kesakitan ketika kobaran api melahap habis rumah-rumah di kampong itu.Aku tak kuasa melihatnya,Dan aku pun merasakan sakitnya terkena reruntuhan-reruntuhan bangunan langit yang tadinya dipenuhi bintang-bintang,berubah menjadi hitam pekat oleh asap-asap yang membumbung tinggi.Malam yang seharusnya sunyi,tenang,menjadi gaduh,mencekam oleh teriakan dan rintihan.seakan akan bulanpun enggan menampakkan sinarnya.

Ketika matahari sudah mulai tersenyum,menghangatkan dunia,fajarpun sudah mulai menyingsing,Mulailah terlihat sisa-sisa kayu yang terbakar dari rumah-rumah yang dahulu berdiri kokoh,puing-puing reruntuhan bangunan telah berserakan memenuhi kawasan itu,Terlihat juga beberapa tugas pemadam kebakaran telah mencari korban-korban yang belum terevakuasi.Jasad-jasad korbanpun bergelimpangan kaku bergelimpangan kaku bersimbah darah,Seakan-akan memberitahukan betapa dahsyatnya kobaran api di malam tadi.Terlihat pula korban-korban selamat yang tengah mengumpulkan sisa-sisa dari puing-puing rumah mereka dihiasi tangisan tak teriring.

Mataku terpusat kearah sebuah pohon rindang yang berdiri tegak diantara reruntuhan bangunan-bangunan itu,kusandarkan tubuhku diantara pohon itu,lututku lemas masih terasa pedih disekujur tubuhku akibat tergores puing-puing bangunan itu,kupejamkan mata ini dan melepas lelah.

Tiba tiba “Sheila…! Sheila….! Anakku dimana kamu?”Teriak seorang wanita memanggil namaku.Aku tersentak kaget “Ibu…?...Apakah itu ibu???”Ujarku heran “Sheila..! ini ibu nak Apakah kondisimu baik baik saja ?”Tanya ibu memelukku.”Alhamdulillah ibu Aku tidak apa-apa.Allah masih melindungiku,Bagaimana dengan rumah kita bu?Tanyaku “HmmmmmH…” Ibu menghela nafas panjang”ibu tak tau harus berbuat ap lagi,api itu telah melahap habis rumah kita. “ujarnya cemas. Air matanya terus keluar dari kedua mata yang sudah sembab itu.

Akhirnya kami memutuskan untuk mengontrak di sebuah rumah kecil dari seorang dermawan , kami diizinkan tinggal di rumah itu tanpa perlu membayar smpai aku dan ibu benar-benar mendapatkan pekerjaan. Di sore itu, kulihat ibu duduk di depan teras rumah, tatapan matanya kosong menghadap langit….
Aku menghampirinya, “ibu, apa yang sedang ibu lakukan disini?” tanyaku heran.

“oh!,tidak, ibu hanya sedang memikirkan kakakmu.
Ryan.,dimanakah dia sekarang ?, sudah lewat satu minggu, dia tidak pulang kerumah. “jawab ibu.
“sudahlah bu, inu tidak perlu memikirkan kak ryan kak tyan bukan anak ibu lagi, apakah ibu masih membpunyai rasa sabar setelah apa yang telah ia perbuat pada ibu? Tanyaku……

“Ssssst……….Sheilla kamu tidahk boleh berfikiran seperti itu, walau bagaimanapun ia tetap kakakmu. “jelas inu “iya, bu tapi itu dulu, sheilla sudah lama merasa bahwa shella sudah tidak mempunyai kakak, karena selama ini kita hanya bersusah payah berdua. Apakah ia pernah adir disaat kita sedang bersusah payah?. Dia hanya mana ia dapatkan uang itu!” jawabku dengan nada agak kesal. “sheilla, ibu mengerti apa yang sheilla rasakan, sekarang berwudhulah, dan sholatlah maka insya Allah hatimu akan lebih tentram dan damai. “ujar ibu lembut. Tak ada perasaan ragu di hati untuk segera melaksanakan perintah itu.

Ayam-ayam ramai berkokok, embun pun telah sampai ke bumi membasahi rerumputan dan perpohonan di bumi, ku buka jendela rumahku, terlihat inuku tengah memetik beberapa batang sayur-mayur untul lauk kita hari ini aku yang sayur mayor ini, bagaimana kalau hari ini aku yang memasak?” tanyaku yakin. Terlilhat segaris senyuman dibibirnya,tidak pernah aku melihat ibu tersenyum selepas itu, sementara aku memasak, ibu menunaikan sholat dhuhanya. Sesekali aku menatap kearahnya, inu tengah khusyu’ berdo’a . tiba-tiba terdengar suara hentakan pintu “dhuaaar……! Aku tersentak kaget, terlihat sesosok lelaki yang tengah mabuk tergopoh-gopoh masuk ke dalam rumah.
“ibu…ibu…, Sheilla ! “ dengan suara yang keras ia bergegas keluar. “ haaah…..kak Ryan????’
“kenapa kakak kembali ke rumah ini? Kami tidak sudi menerimamu kembali, apakah kakak tau apa saja yang telah dan musibah-musibah yang telah menimpa aku dan ibu?......” tanyaku dengan penuh emosi.
“alaaaah, sudahlah aku tidak peduli dengan apa yang terjadi di sini, sekarang aku butuh uang! Mana ibu????” Jawabnya memaksa.
Lalu ibu keluar dengan mukena putihnya. “ada apa ini?....Ryan…kamu sudah pulang nak “ sudahlah, aku tidak perlu omong kosong. Sekarang serahkan seluruh uangmu, aku butuh uang!”……

Dengan mulut yangberbayu alcohol, ia pergi ke kamar ibu dan mengambil semula perhiasan dan barang-barang berharga lainnya.’
“kak , dimana hatimu, apakah Allah telah menutup hatimu?”,,,, ucapku lirih dengan deraian air mata , hatiku kalut dengan pertengkaran saat itu.
“Ryan, jangan kau lakukan itu, itu adalah barang-barang eninggalan ayahmu, jangan kau pakai itu untuk hal-hal yang haram, Ryan ….ibu mohon Ryan….” Teriak ibu. Dengan kesal kak Ryan mendorong ibu ke dinding dan mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya .
“Dssssh,…..seketika itu juga kaka Ryan menusukkan belati tajam ke perut ibuku, darah segar tak henti-hentinya mengalir…….”

Mataku tak dapat terpejam dari kejadian itu, air mataku tak dapat berhenti mengalir,
“ibuuuu……., kak Ryan ! kau memang pembunuh, kau pembunuh ibu,……Bentakku.
Dengan wajah bingung, kak Ryan meninggalkanku dan inu “inu….ibu…bangun, mengapa ibu tinggalkan sheilla sendiri ? sheilla sudah tidak punya siapa-siapa ! ibu…bangun jawab pertanyaan sheilla…ibu…..”

Aku memangku jasad ibu yang bersibah darah itu, mukena putih bersih yang ia kenakan berubah menjadai merah,…… aku memeluk ibu seraya melantunkan dua kalimat syahadat.
Ketika itu juga polisi datang dan melihat tragedy yang sedang terjadi itu, mereka segera memborgol tanganku, karena mereka melihat akulah yang memegang belati itu, akulah pembunuh ibuku…..

“Ya….. Allah, ini semua bukan salahku, semua masyarakat di kampong itu berkumpul, menyaksikan kepergianku dengan tangan yang terborgol di iringi polisi. Aku keluar melewati ramainya masyarakat, dia antara mereka aku meliaht kak Ryan….!” Ya ….Allah kuatkanlah aku , ini bukan salahku!!!!

Aku menghela napas panjang dan segera menutup laptop ku, itu adalah sepenggal cerita dari memory masa laluku yang masih dan selalu kuabadikan…..

**************************************

Selasa, 22 Juni 2010

Sekeping Hati Di Kandangan

Oleh : Nurul Hidayah Sidar


Pulanglah.. ayah membutuhkanmu !!!
Kata-kata Bang Fahmi kembali terngiang di telingaku.Andai saja bukan karna mereka ,sudah dari awal kutinggalkan tempat ini .

“Kak . . .kak. . .Sari ngaji donk . . .!”

Sari seorang muridku membuyarkan lamunanku.

“oh . . .sini sayang!!”kusambut ajakannya dengan tersenyum.Segera dia mengeluarkan Al-qur’an mungil dari tas birunya .Tak lama kemudian Farhan datang dan duduk manis di samping Sari,menunggu giliranya.

Ku perhatikan sekeliling.. anak-anak sholeh generasi bangsa,gumamku pelan. Kalau aku pergi tentu tenaga kerja di Tpa ini akan berkurang . bayangkan saja pengajarnya hanya aku dan mbak Rina kalau aku kutinggalkan medan jihad ini? Ah……. Terlalu berat !!

“Asya ..kita pulang!!”

“ ya mbak…..”

Kami menulusuri lorong-lorong kampung dengan sepeda. Masjid ar -Rahim yang kami gunakan sebagai Tk-TPA memang tak terlalu jauh dari rumah kost kami.

“ Asya… besok aku ada acara di alun-alun , kamu bisa mengajar sendiri kan ?,” Tanya mbak rina padaku .

“ eng… bisa mbak...,”

“ terima kasih….,”jawabnya tersenyum

Dan satu hal yang tak bisa ku mengerti mengapa aku masih bertahan di dusun ini. Setelah kkn-ku selesai sebulan yang lalu, aku masih berada disini, apa karena aku simpatik pada perjuangan gigih mbak rina sehingga aku ikhlas membantunya , atau karena aku telah jatuh hati pada anak-anak kampung itu. Entahlah ..

*******************

“kak….aris gag masuk lagi….,” adu sefty padaku.

Sudah seminggu aris tidak datang ke masjid ini. Padahal anak itu paling semangat mengaji. Aris yang selalu datang paling awal dengan sepeda ontelnya. Namun…. Kemana di a sekarang ?

“ada yang tau kenapa aris tidak masuk?.” Tanyaku
semua muridku diam, salilng menatap satu sama lainnya.

“ aris gag boleh ngaji lagi kak,,.” Ujar ryan,

“ iya kak,,, kalau aris ngaji lagi ntar dipukul sama ibunya…..,”

Farhan menambahkan .

“kok bisa ?....” tanyaku tak paham .

“ ibunya kan dukun kak……” jelas farhan yang membuatku kaget.

“ dukun ? ibunya aris dukun?.”

“pokoknya semacam paranormal kak, terus Aris gag boleh ngaji lagi bareng kita.”

Aku menghela nafas.. Aris…. Betapa ku butuh kekuatan yang besar tuk menolong bocah itu.
Selesai mengajar kusempatkan tuk singgah dirumah aris, aku ingin kepastian kabar tentangnya.

“aris…..,” sapaku ketika melihatnya sedang bermain bersama teman-temanya.

“ eh….. kak Asya…..” segera dia menghampiriku.

Wajahnya tersipu malu melihatku.mungkin karena aku memergokinya bolos mengaji hari ini.

“ kak….. maafin aris…. Aris gag ngaji lagi….,”Katanya pelan

“ ohh….. itu gag pa-pa …. Tapi besok aris harus ngaji yang ,,,,, katanya mau seperti aa gym,,,,,.”
Aris menunduk ….aku jadi kasihan melihatnya.

“ariiiiiissss……,”
Teriakan dari dalam rumah aris mengagetkan kami .

“ya..buuu…, sebentar kak, aris masuk dulu…,” pamitnya padaku.

Seorang wanita muda keluar, wajahnya kelihatan berang. Di gamitnya tangan aris kasar, menyeretnya masuk ke rumahnya yang besar.

“ sebentar !!! kamu yang mengajari aris mengaji?” wanita itul kini dihadapanku” iya bu…..,”

“ mulai sekarang aris berhenti , dia tak perlu hal-hal seperti itu. Ini cukup kan ……,” dia mengeluarkan sebuah amplop.

“ bu…. Saya tak mengerti…..,” ucapku.

“ini tanda terima kasih karena sudah mengajarkan anak tiri saya mengaji…..,”ujarnya seraya berlalu.

Aku menelan ludah, pahit hatiku sakit . dia pikir apa aku , aku bertahan didusun terpencil ini bukan untuk mencari isi amplop itu, aku menangis.

********************************

“Mbak rin, Besok aku pulang…. Maafkan aku mbak Tapi ayahku sakit, beliau membutuhkanku…..,”Ujarku perlahan.

Mbak rina menatapku dalam, aku tak tahu arti tatapannya, tapi….

“pulanglah….,” katanya singkat.

“ maafkan aku mbak,,,aku benar-benar tak berniat meninggalkan mbak Mengajar sendiri…..,”air mataku mulai meleleh. Aku tak kuat.

“ aku tak pernah berpikir seperti itu syah…. Pulanglah… itu sudah hakmu… toh aku bisa mencari partner yang lain.. pulanglah!!!!,”

Aku memeluk mbak rina ,inilah Figur muslimah sejati. Wanita berhati ikhlas yang kukagumi.Mbak rina, kakak kelasku yang baik hati, selalu setia membantuku hingga saat ini.

“ tapi bagaimana dengan aris mbak?,”

“ah… aku tidak tahu….aku juga bingung…,”

*************************************
Senja di kandangan menemani perpisahanku dengan anak-anak, ah…. Sedihnya meninggalkan dusun ini rupanya tak terbayangkan olehku sebelumnya.
Namun saat ku palingkan wajahku ke jendela, ku lihat aris bersama ibunya, Sebaiknya aku pamit….

“ bu… aris ,,,,sebentar….,” aku berlari menuju mereka.

“ eh kak asyah,ada apa?” sapa aris padaku .

“ ini,,,, kakak mau pamit, kakak mau balik ke bogor, mohon maaf kalau kakak punya salah sama aris atau ibu….,”

“ oh…. Jadi nggak ngajar lagi yang mbak, baguslah!! Kami juga mau kegereja dulu…. Mari ,” ujar ibu aris.

“ gereja… maksud ibu?..

” apakah ibu sudah berpindah agama?.”

“ seperti itulah…. Dan saya akan jadikan aris pelayan tuhan, mbak….. ,” pamit ibu aris .

“ aris….?.” aku menggumam pelan.

Ibu beranak itu beranjak dari hadapanku. Ku lihat bayangan tubuh kecil itu. Maafkan aku aris…. Aku tak bisa menolongmu. Setetes air mata membasahi pipiku menyesali ketidakberdayaanku. Allah..pinjamkan ku sedikit kekuatan menghadapi hidup fana ini. Ku mohon..

********************************

Senin, 21 Juni 2010

Help Me ....!!!


Oleh : Hachimitsu Yashasii

Ketakutan ini telah menjadi sebagian dari hidupku.Kemanakah ku harus melangkahkan kaki ini ? tanpa arah yang jelas, tanpa tujua
yang pasti. Inilah aku, aku yang hidup dalam kebimbangan.
Kesendirian, kesunyian kini telah menjadi teman akrabku. Entah apa yang terjadi..
“hey Key..tumben datang cepat, da angin apa nih ?,”
“ye..datang pagi salah, datang siang salah, trus aku mesti telat mulu ?,”
“key..don’t ngerep gitu dong!!take it easy,”
Aku hanya diam mendengar ocehan mereka. Ya Allah what should I do ?andaikan mereka dapat mendengarkan suara hatiku..andaikan mereka dapat mendengarkan tangisan dan teriakanku.

“key..jam kosong nih, cabut yuk!!,”
“kemana ?,”tanyaku
“udah..ikut aja !,”
Hari-hari ku kuhabiskan bersama mereka, bahagiaku terukir indah bersama eman-temanku.
“Key , kamu kenapa sih ?ga biasanya kamu diem gini !Cerita donk kalo gi ada masalah !” tegas Zena.
Memang… hanya Zena yang ngerti kesedihanku.Namun hanya milikku dan ga akan penah kuhabiskan kepada teman-temanku.
“makasih Zen. no matter.Aku Cuma ga enak badan aja!”
Terduduk aku dalam keputus asaan ,menangis dalam diam di suatu persimpangan jalan.Mencari dalam kerumunan,rasa resah dan gelisah merayap masuk ke dalm diriku.Kakiku lelah letih tenaga terkuras habis,namun tak kutemukan bayangan mereka dimanapun.
Ma...pa…Kenapa harus aku ?
PRAANK…Sudah berpuluh-puluh piring karenanya.
Aku pun beranjak dari tempat tidurku, kuayunkan langkahku menuju kamar orang tuaku.
Krrekk…kubuka pintu itu, pelan tapi pasti.
PLAAKKKK…Tangan itu mengahantam keras wajah mamaku.
“Papaa…”Ucapku pilu.
“Keyla..!!!aku tidak sanggup melihat ini terus-terusan. Hatiku hancur.
“kenapa mama dan papa tidak pernah bisa ngertiin Keyla ? keyla benci mama papa ! keyla benci !!!,”
Aku bergegas meninggalkan rumah, tak sanggup bertahan dengan semua ini
“Zen, dimana kamu ? ,”
“da dirumah Key, mang ada apa ? main aja kesini !!,”
Ku tancap gas mobilku, melaju menuju rumah Zena.
Kutangkap bayangan lembut seorang wanita setengah baya duduk sambil mengusap rambut Zena penuh kasih sayang .Seketika kuingat akan pahlawan hidupku di rumah .Tapi kini semua telah berubah tak seperti yang kuharapkan.
“Mama…Ucapku lirih.
“Hey,Key!Kamu udah dating?”Sapa Zena.
“Selamat siang tante!”Sapa ku kepada Tante Elfa,mama Zena.
“Keyla,sudah lama kamu gak main kesini.Gimana kabar kamu?”Tanya Tante Elfa seketika.
“Alhamdullillah baikTante.Tan…Keyla boleh ga nginep disini beberapa hari?”
“Apa Key?Kamu mau nginep di rumahku?Apa Aku gak salah denger?”Ucap Zena kaget.
“Gak,koq kamu gak salah denger.”
“Keyla,boleh nginep disini,sekallian nemenin Zena.”Terang Tante Elfa.
“Makasih Tan.”
Kurasakan kedamaian di rumah itu.Meskipunku tahu,Zena sudah tidak punya Ayah.Ku sadari seharusnya ku bersyukur,namun waktu telah mengubah segalanya.
“Key, aku tahu kamu lagi ada masalah.”Ucap Zena tiba-tiba.
Tak sanggup ku tahan asaku.Begitu dalam penderitaan ku.
“Zen kamu bener.Aku memang lagi ada masalah.Aku rasa rumah yang menjadi tempat berteduh sudah berubah menjadi neraka.Mereka selalu bertengkar.Aku sudah tidak tahan.”
“Key..gak seharusnya kamu lari dari rumah.Bagaimabnapun juga,mereka adalah orngtuamu.”
Andai saja aku cukup rendah sehingga dapat bertanya pada pepohonan.Andai saja aku cukup tingi untuk menggapai mentari,untuk bertanya dan mengambil keputusan apa yang harus kulakukan. Mungkin benar apa kata Zena,aku harus pulang.
“zen makasih buat semuanya !, kurasa yang kulakukan sekarang hanya menambah masalah untuk keluargaku”
“key..aku kan membantumu kapanpun kamu butuh,”
Ku berjalan menelusuri waktu. Dalam pikirankuhanya memreka yang tersisa..mama..papa..apa kabar kalian ?
Sesampaiku digerbang depan rumahku. Kuberanikan diri tuk memasukinya. Namuntak seperti yang kubayangkan. Suasana itu begitu asing. Kemana kedua orang tuaku ? kemana mereka ?beribu kemungkinan bermain diotakku. Aku tak dapat pulang tanpa mereka dan tidak ada seorangpun yang menyadari kehadiranku disini.Tangisku semakin terisak,perlahan tapi pasti. Kesendirian menyelimutiku.
“maaf dek… ada yang bisa saya bantu?” Tiba-tiba suara itu terdengar tajam di telingaku. Sesosok laki-laki yang kurang lebih berumur 20 tahun itu mengejutkan diriku dari seluruh gerak-geriknya tak satupun yang aku kenali.
“Hallo… apa ada yang bisa saya bantu”Tanya bapak itu kembali
“Oh…maaf, Bapak siapa ya?”
“Saya…penghuni rumah ini dek, apakah ada yang bisa saya bantu?” ucap sekali lagi.
“Bapak penghuni rumah ini???” tanyaku tegas.” Iya, memangnya adek ada perlu apa sama penghuni rumah ini ?”. Pak bukannya penghuni rumah ini Bp Raihan dan Ny.Moza?
“o… maaf dek, kami disini dua hari yang lalu , penghuni sebelumnya telah pergi, karena awalnya rumah ini disita untuk melunasi hutang-hutang perusahaan.
Seberkas harapan yang tersirat seolah memberi kekuatan bagi jiwa namun kini hilang sirna… “God, what should I do?”…
Sirna sudah semua impian, ketika tubuhku remuk hatiku hancur bersamaan dengan datangnya cobaan ini. Kini diriku tinggal sebatang kara. Ku coba tuk hubungi orang tuaku, namun… jaringan ponsel mereka selalu sibuk .Asaku semakin menjadi-jadi
“PYARRR”suara pecahan mobilitu memalingkan pusat perhatianku.
“Innalillahi wainnalillahirraji’un…ucapku lirih.
Wanita separuh baya itu terkapar berlumuran darah.Terlihat seorang anak kecil menangis disamping tubuhnya dan memeluk erat dirinya.
“Ibu…jangan tinggalin Rayyando sendiri”ucap anak kecil itu memilukan
Tak lama setelah kejadian itu pihak kepolisian membawa jenazah ibu seorang anak kecil tersebut .”Ibu…!!!”teriak anak kecil itu sambil menangis berlari mengikuti mobil ambulance.
Akupun berlari mengikuti arah anak itu,karna ku tahu, takkan sanggup mengejar lajunya kecepatan ambulance.
“Tanjung…!!!”ucapku sambil memegang pundak anak kecil itu.
“Kakak siapa?” ucapnya pilu
Tak kuasa kutahan air mata ini,ku terik anak kecil itu,ku dekap erat dalam pelukanku.”Tanjung… kakak disini bersamamu…kamu jangan takut!”
Kamipun berjalan menelusuri terowongan-terowongan kota.”Kak..Tanjung lapar!” ucapnya lirih.
Ini..kakak ada nasi sama lauk pauknya ucapku sambil ku buka bungkus nasi tersebut dan kusuapinya.
Aku bersyukur, sebenarnya aku masih ada kartu ATM.
Hari-hari kulalui bersama anak itu. Aku sayang Tanjung . Tapi…ku coba tuk mandiri aku gak ingin pakai uang itu. Kami lalui hari-hari kami dengan berbagai tantangan. Kurasakan begitu susahnya mencari uang untuk sesuap nasi. Ku lihat anak itu, dia hebat , umur belum sampai 6 tahun tapi dia udah bisa andiri.
Ma… pa…kemanakah Keyla harus mencari? Keyla udah gak sanggup tanpa kakak berdua. Ya Allah yunjukkanlah diriku dimana orang tua ku?
“Kak…suara Tanjungpun membuyarkan lamunanku. “kak Tanjung pengin ketemu sama ibu!” ibu…. Kangen ga ya sama Tanjung? terharu ku dibuatnya.
“Tanjung…ibu baik-baik saja disana.Makanya sekarang Tanjung juga harus baik-baik disini.Biar ibu senang lihat Tanjug baik-baik saja”terang Keyla padaTanjung

Digubuk kecil ini,kami rajut kebahagiaan yang mungkin tak akan pernah dirasakan orang lain.Ku coba tuk aktifkan ponselku.Tertulis disana pesan dari Zena.
Key….kamu di mana ?udah hampir 4 bulan ga’ masuk sekolah ? sebenarnya apa yang terjadi ?
Aku ga’ mau ngerepotin zena lagi , ku ingin seperti Tanjung
Matahari mulai menampakkan sinarnya .ku dan Tanjung pun mulai beranjak dari gubuk mencari orang untuk sesuap nasi hari ini .
“Kak… kita mau cari uang kemana ? “Tanya Tanjung mengawali pembicaraan.
“Tanjung …..tanjung bantuin kakak ya! Entar kakak mau bantuin ibu–ibu yang sedang belanja di
Pasar”.Terang Keyla . Mungkin ….. hal ini sangatlah sulit buatku tapi…..aku yakin suatu saat akan aku temukan sebuah kebahagiaan .
Waktu kian berputar,hari demi hari silih berganti hingga suatu hari,kutemukan api itu membakar seluruh milik kami,gubuk kami dan harta kami.
Tanjung pun jatuh sakit karena susah bagi kami untuk mendapatkan uang untuk sesuap nasi.
Aku gak bisa terus-terusan seperti ini ,membiarkan Tanjung sakit-sakitan,batiku perih.
Kurengkuh tubuh mungi itu,ku coba beranikan diri tuk membawa Tanjung ke rumah sakit.
“Kak,Tanjung baik-baik saja !”ucapnya dengan senyum simpul.
“Tanjung kakak harus bawa kamu “ucapku tegas.
Sesampainya di rumah sakit Harapan ,dengan segera ku bawa Tanjung ke salah satu dokter spesialis yang sebelumnya pernah menjadi dokterku ketika aku sakit. Dokter itu adalah Dokter Hary.
“Kak Tanjung gak mau disuntik Tanjung takut!”
“Tanjung gak akan disuntik”Terangku
“Gimana dok..?”Tanyaku peuh harap.
“Maaf dek,adik adek terkena tipus ,dan harus segera diopname!TErang Doktor itu.
“Ya Allah…Opname!apa yang harus aku lakukan? Aku tak punya uang untuk biaya rumah sakit ini”batinku
“Dok gimana tentang biayanya? Apa aku bisa membayarnya berangsur?”
“Adek bisa membayarnya berangsur dalam jangka 1 minggu ini,jika tidak kami pihak rumah sakit tidak akan meneruskan perawatan adik anda” Terang Doktor itu.
“Terimakasih Dok” ucapku

Kujalani hariku dengan penuh tantangan.Kini…ku tlah mengerti akan artinya kemandirian. Ma…Pa…kemana lagi Keyla harus mencari?
“AWAS!!!”Tiba-tibaku dengar teriakan itu dari seberang jalan.Dan ternyata tanpa ku sadari ku tlah berada di tengah jalan raya,hingga benda yang begitu keras itu menghantam keras tubuhku. “Tanjung…”Ucapku.

Sudah dua hari ku terbaring lemas di rumah sakit tanpa sadarkan diri.Tiba-tba kurasakan sentuhan hangat dikepalaku yang membelai mesra rambutku.Ku angkat kepalaku perlahan didepanku berdiri seorang pria setengah baya tersenyum dengan wibawa kebapakannya. Berjuta pertanyaan menghujaniku..Benarkah itu papaku?batinkupun bergejolak
“Keyla…kamu dah sadar sayang?” suara itu benar-benar nyata,akupun bangun dari lamunan panjangku.
“papa…panggilku kemudian” papapun mendekap tubuhku erat.
“Maafkan papamu ini Key…ucap papaku tiba-tiba
Aku hanya bisa diam seribu bahasa.Ku tak mengerti dengan keadaanku saat ini.
“Tanjung..!!!”Dimana Tanjung?Dimana dia?”
“Tanjung baik-baik saja”terang papaku
“Dari mana papa tahu tentang Tanjung?”
“Tanjung ada sama mama kamu dirumah. Hari ni kamu sudah boleh pulang.”terang papaku. Rumah…pulang…mama?semua itu semakin membuatku bertanya-tanya.
Sesampainya di sebuah bangunan indah yang begitu asing bagiku.Terlihat disana ada Tanjung.

Sabtu, 05 Juni 2010

Khadijah, Profil Pebisnis Muslimah Yang Sukses

Bintu Nahl...


Khadijah Binti Khuwailid lahir pada kira-kira 15 tahun sebelum tahun gajah. Ia berasal dari kalangan bangsawan Quraisy dan nasabnya sangat terjaga. Ia besar di kalangan keluarga yang memiliki pencarian hidup sebagai pedagang besar. Maka tak heran jika sejak kecil ia belajar bagaimana cara berbisnis yang baik dan menguntungkan namun tidak melanggar norma dan etika bisnis yang lurus.

Khadijah tumbuh menjadi bunga Quraisy yang cantik dan cerdas. Kebaikan budi pekertinya yang mulia pun terkenal ke seluruh pelosok negeri. Banyak pemuda yang ingin menyunting untuk menjadikannya pendamping hidup. Tercatat, ‘Atiq bin ‘Ahid dan Abu Halah pernah menikahi Khadijah. Tetapi setelah suami terakhirnya meninggal dunia pula di tengah perjalanan hidup pernikahan mereka, Khadijah sempat tidak berminat untuk menikah lagi. Ia memilih mengkonsentrasikan hidupnya untuk membesarkan dan mengurus anak-anak serta bisnisnya yang semakin berkembang.

Selain harta peninggalan dari orangtua yang diwarisinya, peninggalan harta dari para suaminya pun sangat banyak. Karena itulah Khadijah menjadi pebisnis yang sibuk mengelola dan mengembangkan usaha-usahanya yang sudah meluas hingga keluar negeri Makkah.

Sebagai perempuan yang dikenal terjaga akhlak mulianya, sehingga dijuluki sebagai At-Thahiroh-wanita yang suci, Khadijah sangat berhati-hati dalam berbisnis. Ia membangun jaringan bisnisnya dengan modal kepercayaan. Akhlak yang luhur dalam berbisnis ini nyatanya sangat membantunya dalam mengembangkan relasi kerja.

Selain bersikap baik pada relasi bisnisnya, Khadijah pun peduli pada para pekerjanya. Ia sangat memperhatikan kesejahteraan mereka. Dalam hal ini Khadijah menerapkan sistem bagi hasil pada orang-orang yang menjualkan barangnya. Keuntungan yang diperoleh dari hasil berdagangnya dibagi sesuai andil masing-masing, hingga kedua belah pihak merasa puas dengan sistem ini. Akhirnya, usaha Khadijah semakin berkembang, dan pekerjanya semakin banyak.

Salah satu karyawan yang bekerja menjualkan barang dagangan Khadijah adalah Muhammad bin Abdullah. Sejak awal Muhammad sudah dikenal dengan julukan Al-Amin-yang dapat dipercaya, sehingga ketika ia membawa barang dagangan Khadijah pun ia menjadi salah satu karyawan yang sangat terpercaya. Setiap kali Muhammad membawa barang dagangan Khadijah ke luar kota, ia pasti pulang membawa hasil yang memuaskan.

Kemampuan bisnis Muhammad yang bagus, juga akhlaknya yang mulia membuat hati Khadijah tertarik. Meskipun Khadijah menolak pinangan yang sebelumnya banyak diajukan para petinggi Quraisy, hatinya tidak bisa menolak keinginan untuk meminang sang Al Amin. Keinginannya ini pun ia sampaikan pada orang kepercayaannya, Nafisah. Orang kepercayaannya inilah yang kemudian menjadi penghubung pernikahan Khadijah dengan Muhammad.

Kebahagiaan Khadijah menikah dengan Muhammad semakin lengkap dengan hadirnya putera - puteri yang meramaikan suasana rumah mereka. Muhammad pun menjadi ayah bagi anak-anak, suami dan partner bisnis yang sempurna bagi kehidupan Khadijah.

Setelah pernikahan dengan Khadijah, Muhammad diangkat menjadi nabi dan rasul penutup. Misi suci ini membuat Rasulullah SAW banyak meninggalkan rumah untuk berdakwah. Otomastis, perannya dalam bisnis pun berkurang. Sebagai istri, Khadijah memahami ini dan mengambil alih seluruh roda perputaran bisnis tersebut, ia tak segan-segan mengeluarkan hartanya untuk membantu penyebaran islam. Sejarah kemudian mencatatnya sebagai penyokong dana dakwah terbesar sepanjang zaman.

Tatkala Nabi SAW mengalami rintangan dan gangguan dari kaum lelaki Quraisy, maka di sampingnya berdiri dua orang wanita. Kedua wanita itu berdiri di belakang da'wah Islamiah, mendukung dan bekerja keras mengabdi kepada pemimpinnya, Muhammad SAW : Khadijah bin Khuwa- ilid dan Fatimah binti Asad. Oleh karena itu Khadijah berhak menjadi wanita terbaik di dunia. Bagaimana tidak menjadi seperti itu, dia adalah Ummul Mu'minin, sebaik-baik isteri dan teladan yang baik bagi mereka yang mengikuti teladannya.

Khadijah menyiapkan sebuah rumah yang nyaman bagi Nabi SAW sebelum beliau diangkat menjadi Nabi dan membantunya ketika berhalwat di Gua Hira'. Khadijah adalah wanita pertama yang beriman kepadanya ketika Nabi SAW berdoa (memohon) kepada Tuhannya. Khadijah adalah sebaik-baik wanita yang menolongnya dengan jiwa, harta dan keluarga.
Peri hidupnya harum, kehidupannya penuh dengan kebajikan dan jiwanya sarat dengan kebaikan.

Rasulullah SAW bersabda :"Khadijah beriman kepadaku ketika orang-orang ingkar, dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan dan dia menolongku dengan hartanya ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa."

Kenapa kita bersusah payah mencari teladan di sana-sini, artis-artis Holywood, Korea, China. Sinetron dijadikan idola, pemain Sepak bola dijadikan Idaman, Barat dijadikan Kiblat, seolah-olah segala sesuatu yang dating dari barat semuanya baik, bagus dan wajib diikuti, pada- hal di hadapan kita ada "wanita terbaik di dunia," Khadijah binti Khu-wailid, Ummul Mu'minin yang setia dan taat, yang bergaul secara baik dengan suami dan membantunya di waktu berkhalwat sebelum diangkat men-jadi Nabi dan meneguhkan serta membenarkannya. Dia seorang wnita solihah, Dialah seorang pebisnis yang ulung, dialah seorang wanita karir yang sukses, dialah seorang istri yang setia, dialah orang yang beriman tatkala orang mendustakannya, dialah istri yang ditangisi nabi ketika wafat, dialah ahli surge sejati.
Mengapa para perempuan muslimah harus mencari pigur lain, Khadijah-lah yang layak dijadikan pigur dan idola dalam segala bidang kehidupan.
Atau lihatlah Kartini, Dewi Sartika yang mungkin bisa dijadikan teladan bagi masyarakat Indonesia khususnya dan dunia umumnya.