Halo sahabat Salwa sekalian!
Masih ingetkan Pemimpin Redaksi (Pimred) Majalah Assalwa yang perdana? Iya, Ukhti Putri Rezeki Rahayu.
Ia sekarang beroleh prestasi yang luar biasa, ketekunannya belajar dan memimpin majalah ini berbuah manis.
Dengan menyabet gelar juara Bilik Sastra VOI 2014, Cerpennya berjudul "Menggapai Cahaya" berhasil menyisihkan 44 finalis lainnya.
Maka dari itu, sahabat Salwa! khususnya anggota KIJ (kelompok karya ilmiah dan jurnalistik) Assalwa dan Thalibah Gontor Putri 5 Kediri untuk terus belajar menulis seperti ukhti Putri,
dan 'AssalwA' adalah tempat yang tepat untuk berekspresi.
Ini dia petikan beritanya, selamat membaca!
Putri Rezeki Rahayu, Usaha Lebih dari Biasanya
Friday, 07 November 2014, 11:00 WIB
Putri, begitu ia akrab disapa, berhasil menyisihkan 44 karya lainnya dalam ajang lomba cerpen bagi anak bangsa yang sedang berkelana di luar negeri. Putri sendiri mengaku ia tidak menyangka akan menjadi yang terbaik dari lomba yang digelar oleh Radio Republik Indonesia (RRI) ini.
"Usaha, lakukan lebih dari yang biasa," begitu dara kelahiran Indramayu ini membagi motonya dalam hidup. Bagi Putri menulis kadang sesuatu yang menjemukan. Ia juga merasa tulisannya sama seperti orang kebanyakan. Namun, usaha yang lebih yang menjadikan prestasi menulis berdatangan.
Mahasiswi Universitas Al Azhar Kairo, Mesir, ini bercerita bahwa awalnya berat untuk menggerakkan tangannya menulis. Ia merasa menulis bukan hanya menjentikkan jari merangkai huruf. Namun, harus ada pesan yang dibawa dalam tulisan. Beban menyampaikan pesan itulah yang pada mulanya membuatnya susah menyelesaikan tulisan. "Tulisan merupakan penyampaian pesan yang indah, tapi jika tidak dimengerti maka akan percuma saja," ujar wanita yang mengambil jurusan Ushuluddin di Al Azhar ini. Namun, dengan usaha yang lebih keras dari biasanya, Putri menjadikan kertas sebagai arenanya untuk menari-nari dengan tulisan.
Muslimah yang tiba di Kairo pada 2012 lalu ini mengakui, cerpennya yang menyabet gelar juara Bilik Sastra VOI 2014 menggambarkan kegigihannya dalam berjuang. Cerpen berjudul "Menggapai Cahaya" ini mengisahkan perjuangan Putri berjibaku di Bumi Kinanah. Karakter alter ego yang diciptakannya di cerpen membuat tulisannya semakin hidup.
Dalam cerpen itu Putri menceritakan betapa beratnya saat awal-awal ia menginjakkan kaki ke Mesir. Bahasa dan tata pergaulan yang berbeda membuat Putri kesulitan beradaptasi. Hidupnya seakan berputar 180 derajat dibandingnya saat di Tanah Air. Yang menarik, Putri mengaku justru kesulitan dengan bahasa Arab. Padahal, ia merupakan alumnus Pondok Pesantren Modern Gontor yang notabene membekali santrinya dengan bahasa Arab dan Inggris dalam percakapan. "Bahasa yang menghambat saya melangkah lebih cepat di Kairo. Suasanya serba baru yang membuat saya kesulitan," ujar Putri mengisahkan cerpen sekaligus jalan hidupnya.
Namun, cita-citalah yang menuntunnya terus berupaya dan berusaha apa saja yang bisa dilakukan. Terus memperdalam bahasa Arab, bahkan saat liburan perdananya, ia habiskan dengan membaca buku-buku berbahasa Arab. Setiap sudut ruangan ia tempeli bahasa Arab. "Ya, jadi bahasa yang dicintai. Meskipun, masih belum fasih seperti lainnya. Akan tetap berusaha sampai kapan pun. Sebelumnya berhasil dan mengapa sekarang tidak," katanya.
Wanita yang aktif sebagai koresponden majalah online Ikanan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Gontor cabang Kairo ini menceritakan ia juga menghadapi hal yang sama saat baru pertama masuk ke Gontor.
"Kesulitan yang dialami dibarengi dengan rasa down ketika masuk Gontor," ujarnya Sejak kelas IV SD hingga jejak SMP, Putri termasuk bintang kelas di sekolahnya. Ia juga dikenal dengan seabrek aktivitas ekstrakurikuler.
Namun, saat masuk Gontor dan ditempatkan sebagai calon pelajar, muncul pertanyaan dalam benaknya. Mengapa berstatus calon, padahal ia merasa sebagai siswa yang berprestasi? Putri hanya menjawab pertanyaannya itu dengan usaha. Ia yakin pasti ada hikmah untuk menikmati proses belajar dari posisi itu.
Hari demi hari, kegiatan demi kegiatan berlalu, dan tak terasa sudah di ujung semester pertama. Sosialisasi dan adaptasi sudah bisa dilakoninya. Namun, tanya besar datang kembali ketika Putri ditempatkan di Gontor Putri 5. "Saya kembali lagi bertanya-tanya, mengapa di lima, padahal kan saya ingin di Gontor Putri pusat. Saat itu, saya merasa jatuh lagi," kata penyuka kartun ini.
Kembali lagi, ia yakinkan diri untuk terus berusaha. Namun, kini kesulitan datang kembali, yakni semua kegiatan pendidikan harus menggunakan bahasa Arab. Sesuatu yang tidak pernah Putri pelajari sebelumnya. Ia hanya pernah diikutsertakan dalam pengajian oleh orang tuanya, namun tak berbahasa Arab.
"Kesulitan bahasa yang membuat saya sulit meraih bintang kelas. Tapi, karena motivasi orang tua, kalimat ‘belajar, belajar, dan usaha, usaha’ saya tanamkan dalam-dalam. Melihat mereka yang bisa bahasa Arab, tebersit mengapa saya tidak bisa, yang penting usaha lebih dari biasanya dan dari siapa pun," ujarnya.
Usahanya berakhir manis, Putri berhasil meraih bintang kelas. Bahkan, pada saat yudisium Pondok Pesantren Gontor angkatannya, Putri Rezeki Rahayu merupakan nama yang pertama kali disebutkan. Ini merupakan kebahagiaan dan kebanggaan untuknya dan orang tuanya. Kemudian, ia memutuskan untuk masuk Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir. "Sebenarnya, saya sudah mencita-citakan kuliah di luar negeri sejak kecil, ketika melihat saudara baru pulang dari Al Azhar," ujarnya.
Awalnya ia masuk Al Azhar tanpa bantuan beasiswa, namun sejak semester dua hingga saat ini ia terdafar dalam salah satu penerima beasiswa dari Kuwait. "Alhamdulillah, sampai sekarang masih bisa mempertahankan beasiswa itu karena aturannya dilihat dari sistem penilaian," katanya.
Ia mengungkapkan tak menyangka menjadi pemenang dari program Bilik Sastra itu. Justru, ia lupa pernah mengirimkan tulisakn ke RRI. Kejutan diperolehnya awal bulan lalu, ketika ia diberitahukan karya tulisannya berhasil menempati posisi pertama dan menyisihkan 44 karya tulisan lainnya.
"Jika ada kesempatan dan rezeki, saya berencana untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S-2. Namun, di mana saya akan melanjutkan pendidikan, tergantung dari rezeki dari Allah," ujar wanita yang bercita-cita sebagai novelis ini.
ed: hafidz muftisany
**********
Biodata
Nama Lengkap : Putri Rezeki Rahayu
TTL : Indramayu, 29 Agustus 1992
Hobi : Fotografi, Baca Komik, Nonton Kartun
Nama Ayah : Sugeng
Nama Ibu : Anisa
Pendidikan :
- TK Darun Nahwi
- SDN Singajaya III
- SMPN 2 SINDANG
- Pondok Pesantren Darussalam Gontor Putri 5
- Universitas Al- Azhar, Kairo, Mesir
Organisasi:
- Wakil Ketua OSIS SMPN 2 Sindang
- Ketua OPPM Gontor Putri 5
- Pemimpin Redaksi Majalah As Salwa Gontor Putri 5
- Pemimpin Umum Majalah IQRA’
Prestasi :
- Jauara II Lomba Busana Muslim
- Juara I LKBB Paskibra Se- Kab Indramayu
- Juara 1 Bilik Sastra Voice Of Indonesia (VOI) Award 2014
ILA Angkatan II
Bekali Pemuda dengan Ideologi Alquran
Sumber: Republika Online
Assalwa Community